Mustinya gue sudah ngga usah heran, tapi anehnya gue tetap terheran heran, iklan tarif murah XL “kawin sama monyet, kawin sama kambing” dilarang mengudara. Alasannya, iklan tersebut merendahkan martabat manusia. Hm… wong bahasa iklan kok diterjemahkan jadi bahasa sehari hari secara gamblang ya?
Minggu kemarin sempat membaca salah satu surat pembaca yg menanggapi iklan tsb, trus gue secara feeling doank bilang ke teman gue “loe liat saja iklan XL kawin sama monyet sebentar lagi ngga boleh tayang” trus teman gue nanya “emang kenapa?” Gue paparkan “ini ada ibu rumah tangga yg protes anaknya nanya, kok orang kawin sama monyet mak” Teman gue jawab “ya itu tugas si ibu untuk menjelaskan, manusia kawin sama manusia ngga kawin sama monyet!”
Besok harinya pas gue ke ruang tamu, pembantu rumah gue dan anaknya sedang nonton tv, dan kebetulan juga sedang ada iklan xl tersebut, anaknya sambil ketawa ketawa bilang begini “hihihi kawin sama monyet”, dan pembantu gue jawab begini ke anaknya “makanya sekolah yg pinter, biar ngga kawin sama monyet ya”. Dalam hati gue bangga, pembantu gue ini cerdas sekali, dia tidak mempermasalahkan iklannya, malah menggunakan momen ini menasehati anaknya sekolah yg pinter!
Sekali lagi, wong bahasa iklan kok diterjemahkan jadi bahasa sehari hari secara gamblang ya? Kapan belajarnya ya? Kapaaaannnn…? Kapan-kapan, kita berjumpa lagi, kapan-kapan, kita bertemu lagi, mungkin lusa, atau dilain hari (jadi kusplusan deh).
No comments:
Post a Comment